Saturday, September 17, 2011

Memahami Tuner TV berwarna



Memahami Tuner TV berwarna


Fungsi utama tuner adalah
untuk menala frekuensi radio
kemudian frekuensi yang
tertala tersebut diubah
menjadi frekuensi baru yang
dinamakan frekuensi IF.
Frekuensi IF ini yang berisi
informasi-informasi/data-data
yang dibawa oleh carier/
frekuensi radio yang
dipancarkan yang nantinya
diproses dan diurai menjadi
informasi-informasi yang
terpisah (mudahnya, jika pada
TV yaitu sinyal video dan
sinyal audio).
Metode untuk menghasilkan IF
umumnya menggunakan
metode mixing (pecampuran/
heterodyning) dengan osilator
lokal, selisih pengurangan
atau penjumlahan antara
frekuensi lokal dengan
frekuensi yang ditala tersebut
dinamakan intermediate
frequency (IF) yang umumnya
besarnya jauh sekali di bawah
dari 2 frekuensi yang
dicampur tersebut.
Besarnya frekuensi IF yang
dihasilkan tuner sangat
bervariasi, paling sering
dijumpai sekitar 38,9MHz
(TDQ-38), kadang ada juga
yang 44MHz. Frekuensi IF
inilah yang akan diproses/
didekoder oleh rangkaian IF
hingga akhirnya dihasilkan
gambar, suara atau informasi-
informasi lain misalnya data
teletext, multiplex/nicam dan
lain-lain.


Skema/diagram Blok Dasar
Tuner 1 Band
Di atas adalah diagram blok
tuner 1 band dan tidak jauh
berbeda untuk band yang lain.
Sinyal RF diterima oleh antena
kemudian ditala/dipilih oleh
rangkaian tala pada penguat
RF pertama kemudian
dimasukan ke rangkaian
mixer, mixer ini berfungsi
untuk mencampur frekuensi
yang telah terpilih dan
dikuatkan oleh penguat RF
pertama dengan frekuensi
lokal yang tertala juga. Dari
proses mixing tersebut,
dihasilkan beberapa frekuensi
baru yang salah satunya
dikuatkan dan difilter untuk
menghasilkan frekuensi IF.
Karena frekuensi IF yang
dihasilkan harus
dipertahankan pada frekuensi
tertentu, maka semua
rangkaian tala harus dalam
posisi yang selaras, artinya,
jika rangkaian tala/pemilih
digeser naik 1MHz, osilator
juga digeser naik 1MHz juga,
keduanya secara bersamaan.
Rangkaian tala umumnya
terdiri dari induktor dan
kapasitor yang tersusun
secara paralel (membentuk
band pass filter atau
perangkap gelombang). Pada
umumnya, rangkaian tala
pada osilator lokal juga
mempunyai bentuk yang sama
pula. Sedangkan metode-
metode penggeseran/
pemilihan frekuensi dengan
menggeser nilai capasitor
dalam rangkaian
resonansinya, dapat
menggunakan varco atau
menggunakan dioda varaktor.
Dioda varaktor ini bekerja
mirip dengan kapasitor
trimmer, tetapi dengan
kontrol tegangan. Semakin
tinggi tegangan yang masuk,
semakin rendah nilai
kapasitansi varactor, semakin
rendah nilai kapasitor,
semakin tinggi frekuensi yang
tertala atau yang dihasilkan
oleh osilator lokal.

Jenis-jenis Tuner
Banyak sekali jenis tuner TV,
tetapi Penulis di sini hanya
mengulas 3 jenis tuner saja
yang Penulis kelompokkan
dari metode penggeseran
frekuensi dan yang sering
ditemui.

1. Tuner Biasa/manual, tuner
ini dapat ditemukan pada TV-
TV model lama yang manual,
metode penggeserannya
menggunakan varco yang
dilengkapi dengan knop.
Umumnya terdiri dari 1 band
saja untuk satu modul tuner.

2. Tuner VT, metode
penggeserannya sudah
menggunakan tegangan
sebagai kontrolnya, reactor
aktifnya menggunakan dioda
varactor (variable reactor).
Ciri utamanya, masih
menggunakan pin/kaki yang
berfungsi sebagai masukan
tegangan kontrol frekuensi
yang dinamakan kaki VT
(voltage tune). Besar
tegangan VT dalam rentang 0
s/d 30an volt. Pada model TV
lama, tegangan VT ini
dihasilkan oleh potensio/
trimpot pemilih channel/
gelombang. Sedangkan pada
model yang lebih baru, sudah
menggunakan IC program
untuk mengontrolnya.

3. Tuner PLL. Secara internal,
metode penggeseran sama
dengan tuner VT,
perbedaannya, di dalam tuner
tersebut sudah dilengkapi
rangkaian PLL. Karena yang
digunakan adalah PLL/
synthesizer, maka cara
penggeserannya cukup
dengan data yang dikirimkan
oleh IC program ke prosesor
PLL dalam tuner tersebut.
Umumnya menggunakan bus
data berjenis I2C, karena bus
data jenis ini sudah lazim
dipakai pada desain perangkat
televisi. Ciri utama tuner ini
adalah adanya kaki/pin SDA
dan SCL, dan juga pin untuk
sumber tegangan VT tetap.

Fungsi-fungsi Kaki pada Tuner

1. AGC, Automatic Gain
Control. Tidak semua
gelombang RF yang diterima
mempunyai daya yang sama,
ada yang jernih ada juga yang
kurang. Ada sinyal yang kuat
juga ada yang lemah. Guna
mengatasinya, dibuatkan pin/
kaki AGC yang berfungsi
untuk mengatur penguatan
secara otomatis, level
tegangan pada pin ini secara
otomatis akan mengikuti
tingkat level kuat tidaknya
sinyal RF yang masuk,
tegangan berasal dari blok IF.
Cara kerjanya secara umum
yaitu semakin kuat sinyal RF
yang masuk/ditala, semakin
kecil tegangan pada pin ini.
Tegangan yang bervariasi
pada pin ini bersumber dari
penguat AGC pada blok IF.

2. AFT, Automatic Fine Tuning.
Osilator lokal pada tuner
umumnya berjenis VFO
(variable frequency
oscillator), yang berciri khas
mudah digeser sekaligus
mudah bergeser sendiri,
sehingga dapat sedikit
menggeser talaan yang
dilakukan oleh tegangan VT.
AFT digunakan untuk
‘ mengembalikan’ frekuensi
yang bergeser tersebut dalam
rentang yang relatif sempit.
Jika talaan bergeser melebihi
ambang AFT, maka VT yang
digunakan untuk fungsi
‘ mengembalikan’ talaan
tersebut.

3. VT, Voltage Tune. Di awal
sudah disinggung fungsi dari
VT, yaitu untuk menggeser
frekuensi tuner berdasarkan
tegangan yang diberikan ke
pin ini. Tegangan VT ini
umumnya dikontrol oleh
pemilih channel. Jika pemilih
channelnya menggunakan IC
program, maka pengontrol
besar tegangan pada VT
adalah IC program. Ketika
proses Search, normalnya
akan terukur tegangan pada
pin ini dimulai dari 0V dan
beranjak naik hingga sekitar
33V.

4. SDA, SCL. Pin ini dapat
ditemukan pada tuner-tuner
model PLL. Berfungsi sebagai
jalur pengontrol tuner, hampir
semua fungsi dalam tuner
dapat dikontrol oleh bus data
ini. Tuner-tuner PLL, tidak lagi
menggunakan tegangan VT
untuk menggeser frekuensi
tuner, tetapi dengan data
yang dikirimkan ke tuner,
maka tuner secara otomatis
akan mengeset VT-nya sendiri
berdasarkan data yang
dikirimkan oleh IC program/
controller.

5. BM, BP. Adalah pin supply
tegangan untuk tuner.
Tegangan kerja sebuah tuner
bervariasi, tergantung tipe
dan model. Banyak ditemui
yang mengkonsumsi tegangan
5, 9 dan 12V.
6. BL, BH, BU. Merupakan pin
supply tegangan untuk tiap
band. Fungsinya untuk
memberi tegangan blok band
rangkaian tuner. Pin BM pada
tuner dipakai untuk
mensupply blok penguat IF,
sedangkan pin BL, BH dan BU
digunakan untuk mensupply
blok-blok dari tiap band pada
tuner sehingga fungsi
utamanya sebagai pemilih
band dari tuner tersebut,
caranya dengan memberi
tegangan pada salah satu pin
band tersebut.

7. BAND A, BAND B. Berbeda
dengan pin band supply di
atas, pin ini juga berfungsi
sebagai pemilih band. Untuk
memilih band tinggal memberi
tegangan (umumnya dalam
level logik, 5V) berdasarkan
bilangan biner 2 bit, bit
pertama band_B dan bit kedua
adalah band_A. Sedangkan
bilangan biner 2 bit secara
urut adalah, 00, 01, 10 dan 11,
jadi memungkinkan untuk
membuat/memilih 4 kombinasi
hanya dengan 2 pin ini.

8. IF-O. Pin ini merupakan pin
keluaran dari modul tuner.
Ada yang cuma 1 pin IF out
ada juga yang 2 IF out.
Keluaran dari pin ini yang
akhirnya didekoder/diproses
oleh rangkaian/blok IF.

9. Pin-pin lainnya, biasanya
berfungsi lebih spesifik dan
tidak begitu populer misalnya
Tuner Address.


Kerusakan-kerusakan pada
Tuner

1. Tidak bisa menangkap
gelombang, penyebabnya
antara lain : 1. pin Antena
lepas, untuk mengeceknya
tinggal membuka penutup/
casing tuner. Biasanya hanya
dengan solder ulang. 2. AGC
yang tidak bekerja, prinsip
dasar AGC adalah
memberikan tegangan bias
kepada tuner yang besar
tegangannya disesuaikan
secara otomatis oleh kuatnya
sinyal yang masuk. Semakin
besar/kuat sinyal yang masuk,
semakin kecil tegangan pada
pin AGC. Dan 3. IF out tidak
ada yang mungkin disebabkan
rusaknya blok mixer.

2. Gelombang bergeser, sering
disebabkan karena varaktor
tidak lagi mampu
mempertahankan nilainya,
juga sering disebabkan oleh
sistem AFT pada bagian IF
yang bermasalah.

3. Tidak bisa diset/dipilih band-
nya, sistem band swith
umumnya menggunakan
dioda, dengan dioda yang
bocor, dapat menyebabkan
bocornya tegangan ke pemilih
band yang lain.

.

Related Post



 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes